Senin, 08 Oktober 2007

“Segi Tiga Bermuda” di Danau Poyang

“Segi Tiga Bermuda” di Danau Poyang



Danau Poyang dilihat dari satelit

(Erabaru.or.id) - Di perairan danau Poyang, China, ada sebuah danau bernama Lao Yemiao (kuil Laoye), danau itu terletak di sebuah daerah pegunungan Luo Xing, Kabupaten Du Chang, Provinsi Jiangxi, berada di posisi yang sama dengan pegunungan terkenal bermuda di garis lintang utara 32 derajad 48 menit, sama seperti Segi Tiga Bermuda, di sini juga sering terjadi peristiwa kapal yang menghilang secara misterius.

Saat Perang Dunia II yang akan segera berakhir pada 16 April 1945 ini, cuaca cerah dan berangin lembut. Ketika kapal pengangkut pasukan Jepang “Shen Shi” mengangkut 200 lebih prajurit Jepang dan sejumlah besar kaligrafi dan lukisan barang-barang antik, emas permata dan mutiara berlayar di atas danau Poyang melewati perairan kuil Laoye, tiba-tiba ombak besar di pusat laut menderu-deru, dan dalam sekejab ombak besar menjulang ke angkasa, kabut tebal menyelimuti dan hujan lebat, hampir bersamaan dengan itu, tanpa sebab yang jelas kapal “Shen Shi” patah dan tenggelam lalu dalam sekejab hilang dari permukaan danau, selanjutnya dengan cepat awan larut kabut buyar dan cuaca kembali cerah. Seluruh proses itu berlangsung tidak lebih dari 5,6 jam.

Mengetahui hal tersebut, angkatan laut Jepang di Jiu Jiang, China segera mengirim sebuah tim penyelam terbaik menuju lokasi untuk memeriksa dan menyelidiki peristiwa tersebut. Air danau tidak dalam, hanya sekitar 30 meter lebih. Cukup lama setelah kapten regu membawa tujuh penyelam turun ke bawah air tidak ada gerakan sedikit pun. Hingga hari menjelang gelap hanya kapten regu seorang yang baru muncul ke atas, mukanya pucat pasi dan tampak bingung, apa pun yang ditanyakan orang-orang kepadanya, ia tidak bicara sepatah pun, dan orang-orang mendapati ia sudah kehilangan kesadarannya, kala itu harian “Minguo” China dan The San Fransisco Forum Amerika pernah mermberitakan peristiwa tersebut.

Pada 1946 musim panas, atas undangan Pemerintah Partai Republik, ahli pencari dan penyelam terkemuka Amerika Dr.Edward Bolton secara khusus pergi ke perairan kuil Laoye untuk mencari dan mengeluarkan kapal “Shen Shi”, namun, setelah berbulan-bulan lamanya dan menghabiskan jutaan dolar, bukan saja tidak memperoleh hasil apa pun, bahkan kehilangan beberapa personel, dan atas hal ini, dari Edward sendiri hingga personel semuanya tidak ada yang berani buka mulut.

Empat pulluh tahun kemudian, memoar Dr.Bolton di publikasikan di The United Nations Environment Report, di antaranya memperlihatkan sepotong realita tentang pencarian kapal ”Shen Shi” ketika itu. Waktu itu, ketika mereka melakukan pencarian selama kurang lebih satu jam di bawah air, tiba-tiba terdengar suara menderu, sebias sinar yang menyilaukan mata menyorot mereka, air danau bergejolak kencang, sayup-sayup terdengar suara ganjil yang menusuk telinga, saat Edward masih belum mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi, ia ditarik dengan erat oleh sebuah kekuatan menuju ke kisaran, sesaat ia merasa kepalanya pusing dan pandangannya kabur, lalu berangsur-angsur ia masuk dalam kondisi mati rasa.

Tiba-tiba bagian pinggangnya terbentur sesuatu dengan keras, dan benturan ini membuatnya sadar kembali, kebetulan di sisinya ada sebuah terumbu yang panjang, segera ia memeluk erat terumbu itu, tepat di saat itu, ia melihat seberkas cahaya putih yang panjang bergerak di dasar danau, beberapa rekan yang menyelam bersamanya di bawa ke dalam cahaya putih dan di gulung sepanjang jalan, lantas menghilang dalam putaran itu, kemudian meskipun sudah dicari berulang kali oleh tim pencari, namun, tidak sesosok mayat pun di temukan.

Pada abad silam tahun 1980-an, untuk membantu penyelidikan ilmuwan di perairan kuil Laoye, satuan tertentu dari angkatan laut China mengirim sebuah tim penyelam ke daerah tersebut, namun sama, tidak mendapatkan apa-apa. Letnan satu pemimpin dari angkatan laut tersebut yakni Shen Dahai tidak mau menyerah begitu saja, pada hari terakhir ia memutuskan menyelam lagi mencari sendirian. Hasilnya ia tidak kembali lagi. Sore pada hari berikutnya, orang-orang menemukan mayat Shen Dahai di danau “Chang Bashan” yang berjarak 15 Km dari kuil Laoye. danau Chang Bashan adalah sebuah danau kontinental yang luasnya tidak lebih dari 20 km persegi yang dikelilingi gunung, tidak berhubungan dengan danau Poyang, lagipula permukaan airnya lebih tinggi 12 meter dari danau Poyang.

Perairan kuil Laoye pernah menenggelamkan ribuan kapal, setiap orang yang menyelam untuk menyelidikinya tidak pernah menemukan satu kapal pun, lantas ke manakah perginya mereka? Misteri yang tak terungkapkan di dunia memang banyak sekali.

(Sumber dajiyuan-net)
http://www.erabaru.or.id/k_17_art_35.htm

Tidak ada komentar: